Jaman kecilku dulu, orang menulis diatas kertas. Masih ingat kan
dengan kertas surat warna-warni bahkan ada yang kertasnya wangi, buku
diary lucu yang dilengkapi gembok kecil agar tidak bisa dibaca orang
lain, dan bolpoin dengan tinta warna-warni. Saat ini, jaman sudah
canggih dengan adanya laptop dan smartphone, menjamurnya media sosial juga menggusur keberadaan kertas-kertas cantik berwarna-warni sebagai media orang untuk menulis.
Walaupun jaman sudah berkembang, tapi yang sama adalah manusia tetap menulis. Menulis adalah salah satu sarana komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain. Pengertian menulis sendiri menurut KBBI adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.
Pernah merasakan tidak?ada perasaan lega layaknya bisul pecah setelah kita selesai menulis?Ternyata kegiatan menulis yang merupakan ungkapan dari pikiran atau perasaan kita dapat membuat hati kita jadi lebih bahagia. Kita akan mencari tahu sebenarnya apasaja sih manfaat menulis bagi diri kita.
1. Terapi Kesedihan
Menulis ternyata adalah salah satu cara untuk mengatasi kesedihan yang mendalam. Terapi ini yang dipilih oleh Bapak BJ Habibie sepeninggal Ibu Ainun. Dalam bukunya yang berjudul "Habibie & Ainun" diceritakan, pasca kepergian Ibu Ainun, BJH dinasehati oleh tim dokter dari Jerman maupun dari Indonesia, untuk mencegah dari apa yang oleh Prof. Dr. Mathay dari Hamburg sebutkan sebagai "black hole", yaitu suatu kondisi "psikosomatic malignan", di mana gangguan emosional berdampak negatif pada sistim organ vital manusia, sehingga seseorang yang ditinggalkan pasangannya jatuh sakit yang progresif dan terminal, dan kemudian "menyusul" pasangannya menghadap Tuhan.
Ada tiga alternatif yang disarankan, yaitu : (1) menceritakan dan mendiskusikan perasaan dan permasalahan yang dialami kepada sejumlah teman dan sahabat (2) menjalani terapi psikiatris (dengan psikoterapi dan minum obat; atau (3) melakukan kegiatan yang melibatkan secara insentif pikiran maupun emosionalnya yaitu dengan menulis.
Kemudian Bapak BJ Habibie memilih untuk menulis dengan pertimbangan tidak melibatkan orang lain, bersifat from within, dan tidak perlu menggunakan obat-obatan. Motivasi melaksanakan self-healing tersebutlah sehingga tercipta buku "Habibie & Ainun".
Dari pengalaman Bapak BJ Habibie, kita jadi mengerti mengapa bila saat kita sedang bersedih lalu kita menulis maka perasaan kita akan terasa lebih baik. Bagi beberapa orang memang tidak mudah untuk bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang lain lewat kata-kata, dan lebih nyaman menyampaikannya melalui tulisan.
Ternyata menurut penelitian memendam perasaan memang berbahaya bagi kesehatan dan dapat memangkas umur kita. Penulis penelitian Benjamin Chapman, Ph.D menjelaskan, ada dua potensi yang terjadi pada orang yang memendam perasaan.
Tidak ada salahnya menyediakan satu buah buku untuk sekedar melepaskan unek-unek pribadi atau kesedihan yang kita rasakan. Walaupun saat ini social media sudah menjamur sebagai wadah untuk menuliskan apa yang kita pikirkan. Tetapi sepertinya akan lebih bijak mengungkapkan unek-unek pribadi atau kesedihan kita pada sebuah buku daripada menuliskannya di social media yang bisa dibaca banyak orang dan menimbulkan banyak persepsi.
Oke, aku sendiri juga orang yang tak luput dari dosa menuliskan unek-unek pribadi di social media, tapi saat ini aku sudah berusaha untuk bertobat. Maklum, semua orang kan pernah khilaf, hahaa.
2. Sarana Aktualisasi diri
Haduh bahasanya agak berat ya, Apa sih aktualisasi diri?
Pengertian aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato, 2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik (www.psychologimania.com)
Lebih mudahnya, aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan manusia untuk bisa mengekspresikan dirinya, melakukan apa yang dia sukai dan dia bisa. Jadi bila kita suka menulis maka menulis dapat menjadi sarana mengekspresikan diri kita. Bagi orang yang suka menulis akan muncul rasa lega bila dapat menyelesaikan satu tulisan, diluar apakah tulisan itu akan disukai oleh pembaca atau tidak. Seperti orang yang menyukai musik, walaupun dia tidak bekerja di bidang musik, tetapi dia akan tetap bermain hanya untuk menyalurkan kebutuhan naluriahnya.
Kebutuhan yang terpenuhi akan memunculkan kepuasan batin yang membuat hati kita lebih bahagia. Selain itu, tulisan dapat menjadi sarana berkreasi dan imajinasi yang tak terbatas, menulis cerita fiksi misalnya, kita bisa menciptakan tokoh dengan berbagai karakter, jalan cerita atau apapun itu melalui tulisan kita. Menulis juga bisa menjadi media untuk menyampaikan aspirasi dan pemikiran kita terhadap suatu hal. Dengan menulis kita akan merasa bahwa kita "ada".
Bagi Ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu mengurus rumah tangga. Menulis dapat menjadi sarana untuk melepaskan kejenuhan dari segala aktivitas di rumah. Menulis dapat membuat kita merasa lebih bersemangat karena dapat menghasilkan sesuatu. Menulis juga dapat dijadikan pekerjaan sampingan dengan mengirimkan hasil tulisan kita ke redaksi atau mengikuti lomba.
Tapi walaupun kita bebas berekspresi lewat tulisan. Tetap saja, sebaiknya tidak perlu membuat tulisan yang menebarkan kebencian, fitnah atau hal-hal lain yang memicu pembaca jadi naik darah. Bisa-bisa tulisan kita bukannya bikin bahagia, malah bikin tekanan batin karena diteror orang yang merasa sakit hati dengan tulisan kita.
3. Sarana menyampaikan ilmu
Rasanya
sih, hampir semua pekerjaan berkaitan dengan menulis, mulai dari
pekerja kantoran, koki, musisi, penjahit, pedagang, penari, ibu rumah
tangga, pelajar, dsb. Tulisan merupakan wadah untuk mengalirkan ilmu
yang kita miliki kepada orang lain.
Kita tidak akan pernah mengenal sejarah apabila tidak ada yang menulisnya. Kita juga tidak akan menemukan kitab suci yang kita baca setiap hari apabila tidak ada yang menulisnya. Menulis ibarat membuat kata-kata menjadi fosil yang dapat terus kita lihat dan kita baca. Dengan membuat sebuah tulisan, ilmu bisa mengalir kepada siapapun yang membaca tulisan kita.
4. Memperluas wawasan
Bila akan menulis sesuatu maka seseorang akan mencari tau tentang apa yang akan ditulisnya. Bisa melalui eksperimen ataupun membaca literatur. Secara tidak langsung, kegiatan ini akan menambah wawasan kita. Misalnya, ketika kita sedang berlibur dan hendak menuliskan tentang lokasi yang kita datangi, pasti kita akan mencari tahu dulu tentang tempat tersebut agar tulisan kita lebih menarik dan informatif.
Dengan menulis kita juga bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri kita. Otak kiri yang berlogika agar tulisan kita tetap memiliki dasar dan otak kiri yang dengan kreatif membuat tulisan kita jadi menarik untuk dibaca. Menulis akan membuat otak kita tidak diam karena kita terus berpikir apa kalimat yang akan kita tuliskan kemudian. Anggap saja menulis sebagai cara kita untuk membuat otak berolahraga agar tetap sehat.
5. Sarana memperbaiki diri dan motivasi
Pernah nggak sih, suatu waktu membaca kembali tulisan-tulisan lama kita. Pasti adasaja yang membuat kita geleng-geleng kepala atau tertawa karenanya. Menulis dapat mengingatkan kita akan kejadian di masa lalu, bukan dengan tujuan tenggelam di masa lalu ya. Tetapi, dengan menuliskan keadaan yang pernah kita lalui akan membantu kita menginterospeksi diri dan meninjau kembali seberapa pencapaian yang telah kita raih, sehingga kita dapat memperbaiki diri dan memotivasi diri kita menjadi lebih baik.
Ada sebuah kata-kata bijak yang menurutku bagus untuk menunjukkan pentingnya sebuah tulisan sebagai motivasi pada diri kita
Dengan menulis kita dapat menjadikan impian kita menjadi sebuah pencapaian yang nyata, tentunya dengan menuliskan juga detail cara pencapaiannya. Bila suatu saat kita lupa, maka saat membaca tulisan tersebut kita akan ingat bahwa ada mimpi yang belum tercapai. Menulis akan memudahkan kita untuk memetakan dan merumuskan masalah yang kita hadapi serta bagaimana membuat alternatif solusinya. Oleh karena itu lah kita mengenal yang namanya proposal, atau rancangan pekerjaan. Dengan menulis juga akan memudahkan kita untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang kita kerjakan.
Coba luangkan waktu untuk membuat tulisan tentang target yang ingin dicapai dalam seminggu atau sebulan kedepan, catat perkembangannya. Hal tersebut pasti akan membuat kita lebih bersemangat dalam melaksanakannya.
Walaupun jaman sudah berkembang, tapi yang sama adalah manusia tetap menulis. Menulis adalah salah satu sarana komunikasi antara manusia yang satu dengan yang lain. Pengertian menulis sendiri menurut KBBI adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan.
Pernah merasakan tidak?ada perasaan lega layaknya bisul pecah setelah kita selesai menulis?Ternyata kegiatan menulis yang merupakan ungkapan dari pikiran atau perasaan kita dapat membuat hati kita jadi lebih bahagia. Kita akan mencari tahu sebenarnya apasaja sih manfaat menulis bagi diri kita.
Sumber gambar : www.pinterest.com |
Menulis ternyata adalah salah satu cara untuk mengatasi kesedihan yang mendalam. Terapi ini yang dipilih oleh Bapak BJ Habibie sepeninggal Ibu Ainun. Dalam bukunya yang berjudul "Habibie & Ainun" diceritakan, pasca kepergian Ibu Ainun, BJH dinasehati oleh tim dokter dari Jerman maupun dari Indonesia, untuk mencegah dari apa yang oleh Prof. Dr. Mathay dari Hamburg sebutkan sebagai "black hole", yaitu suatu kondisi "psikosomatic malignan", di mana gangguan emosional berdampak negatif pada sistim organ vital manusia, sehingga seseorang yang ditinggalkan pasangannya jatuh sakit yang progresif dan terminal, dan kemudian "menyusul" pasangannya menghadap Tuhan.
Ada tiga alternatif yang disarankan, yaitu : (1) menceritakan dan mendiskusikan perasaan dan permasalahan yang dialami kepada sejumlah teman dan sahabat (2) menjalani terapi psikiatris (dengan psikoterapi dan minum obat; atau (3) melakukan kegiatan yang melibatkan secara insentif pikiran maupun emosionalnya yaitu dengan menulis.
Kemudian Bapak BJ Habibie memilih untuk menulis dengan pertimbangan tidak melibatkan orang lain, bersifat from within, dan tidak perlu menggunakan obat-obatan. Motivasi melaksanakan self-healing tersebutlah sehingga tercipta buku "Habibie & Ainun".
Dari pengalaman Bapak BJ Habibie, kita jadi mengerti mengapa bila saat kita sedang bersedih lalu kita menulis maka perasaan kita akan terasa lebih baik. Bagi beberapa orang memang tidak mudah untuk bisa mengungkapkan perasaannya kepada orang lain lewat kata-kata, dan lebih nyaman menyampaikannya melalui tulisan.
Ternyata menurut penelitian memendam perasaan memang berbahaya bagi kesehatan dan dapat memangkas umur kita. Penulis penelitian Benjamin Chapman, Ph.D menjelaskan, ada dua potensi yang terjadi pada orang yang memendam perasaan.
- Pria yang menekan perasaannya bisa merokok lebih banyak, minum lebih banyak, dan terlibat dalam perilaku yang tidak sehat lainnya dengan teratur, dibandingkan pria yang terbuka secara emosional.
- Stres yang terpendam akan terakumulasi dari emosi yang tak tercurahkan kemudian mengacaukan tubuh Anda, membuat tubuh meradang, dan menurunkan kekebalan tubuh.
Tidak ada salahnya menyediakan satu buah buku untuk sekedar melepaskan unek-unek pribadi atau kesedihan yang kita rasakan. Walaupun saat ini social media sudah menjamur sebagai wadah untuk menuliskan apa yang kita pikirkan. Tetapi sepertinya akan lebih bijak mengungkapkan unek-unek pribadi atau kesedihan kita pada sebuah buku daripada menuliskannya di social media yang bisa dibaca banyak orang dan menimbulkan banyak persepsi.
Oke, aku sendiri juga orang yang tak luput dari dosa menuliskan unek-unek pribadi di social media, tapi saat ini aku sudah berusaha untuk bertobat. Maklum, semua orang kan pernah khilaf, hahaa.
2. Sarana Aktualisasi diri
Haduh bahasanya agak berat ya, Apa sih aktualisasi diri?
Pengertian aktualisasi diri adalah kebutuhan naluriah pada manusia untuk melakukan yang terbaik dari yang dia bisa. Maslow dalam (Arinato, 2009), menyatakan aktualisasi diri adalah proses menjadi diri sendiri dan mengembangkan sifat-sifat dan potensi psikologis yang unik (www.psychologimania.com)
Lebih mudahnya, aktualisasi diri merupakan suatu kebutuhan manusia untuk bisa mengekspresikan dirinya, melakukan apa yang dia sukai dan dia bisa. Jadi bila kita suka menulis maka menulis dapat menjadi sarana mengekspresikan diri kita. Bagi orang yang suka menulis akan muncul rasa lega bila dapat menyelesaikan satu tulisan, diluar apakah tulisan itu akan disukai oleh pembaca atau tidak. Seperti orang yang menyukai musik, walaupun dia tidak bekerja di bidang musik, tetapi dia akan tetap bermain hanya untuk menyalurkan kebutuhan naluriahnya.
Kebutuhan yang terpenuhi akan memunculkan kepuasan batin yang membuat hati kita lebih bahagia. Selain itu, tulisan dapat menjadi sarana berkreasi dan imajinasi yang tak terbatas, menulis cerita fiksi misalnya, kita bisa menciptakan tokoh dengan berbagai karakter, jalan cerita atau apapun itu melalui tulisan kita. Menulis juga bisa menjadi media untuk menyampaikan aspirasi dan pemikiran kita terhadap suatu hal. Dengan menulis kita akan merasa bahwa kita "ada".
Bagi Ibu yang lebih banyak menghabiskan waktu mengurus rumah tangga. Menulis dapat menjadi sarana untuk melepaskan kejenuhan dari segala aktivitas di rumah. Menulis dapat membuat kita merasa lebih bersemangat karena dapat menghasilkan sesuatu. Menulis juga dapat dijadikan pekerjaan sampingan dengan mengirimkan hasil tulisan kita ke redaksi atau mengikuti lomba.
Tapi walaupun kita bebas berekspresi lewat tulisan. Tetap saja, sebaiknya tidak perlu membuat tulisan yang menebarkan kebencian, fitnah atau hal-hal lain yang memicu pembaca jadi naik darah. Bisa-bisa tulisan kita bukannya bikin bahagia, malah bikin tekanan batin karena diteror orang yang merasa sakit hati dengan tulisan kita.
3. Sarana menyampaikan ilmu
"Ikatlah Ilmu dengan Menulisnya"
-Ali Bin Abi Tholib
Kita tidak akan pernah mengenal sejarah apabila tidak ada yang menulisnya. Kita juga tidak akan menemukan kitab suci yang kita baca setiap hari apabila tidak ada yang menulisnya. Menulis ibarat membuat kata-kata menjadi fosil yang dapat terus kita lihat dan kita baca. Dengan membuat sebuah tulisan, ilmu bisa mengalir kepada siapapun yang membaca tulisan kita.
4. Memperluas wawasan
Bila akan menulis sesuatu maka seseorang akan mencari tau tentang apa yang akan ditulisnya. Bisa melalui eksperimen ataupun membaca literatur. Secara tidak langsung, kegiatan ini akan menambah wawasan kita. Misalnya, ketika kita sedang berlibur dan hendak menuliskan tentang lokasi yang kita datangi, pasti kita akan mencari tahu dulu tentang tempat tersebut agar tulisan kita lebih menarik dan informatif.
Dengan menulis kita juga bisa menyeimbangkan otak kanan dan kiri kita. Otak kiri yang berlogika agar tulisan kita tetap memiliki dasar dan otak kiri yang dengan kreatif membuat tulisan kita jadi menarik untuk dibaca. Menulis akan membuat otak kita tidak diam karena kita terus berpikir apa kalimat yang akan kita tuliskan kemudian. Anggap saja menulis sebagai cara kita untuk membuat otak berolahraga agar tetap sehat.
5. Sarana memperbaiki diri dan motivasi
Pernah nggak sih, suatu waktu membaca kembali tulisan-tulisan lama kita. Pasti adasaja yang membuat kita geleng-geleng kepala atau tertawa karenanya. Menulis dapat mengingatkan kita akan kejadian di masa lalu, bukan dengan tujuan tenggelam di masa lalu ya. Tetapi, dengan menuliskan keadaan yang pernah kita lalui akan membantu kita menginterospeksi diri dan meninjau kembali seberapa pencapaian yang telah kita raih, sehingga kita dapat memperbaiki diri dan memotivasi diri kita menjadi lebih baik.
Ada sebuah kata-kata bijak yang menurutku bagus untuk menunjukkan pentingnya sebuah tulisan sebagai motivasi pada diri kita
"An idea just a dream until you write it down.. then it's a goal"
-anonymous
Dengan menulis kita dapat menjadikan impian kita menjadi sebuah pencapaian yang nyata, tentunya dengan menuliskan juga detail cara pencapaiannya. Bila suatu saat kita lupa, maka saat membaca tulisan tersebut kita akan ingat bahwa ada mimpi yang belum tercapai. Menulis akan memudahkan kita untuk memetakan dan merumuskan masalah yang kita hadapi serta bagaimana membuat alternatif solusinya. Oleh karena itu lah kita mengenal yang namanya proposal, atau rancangan pekerjaan. Dengan menulis juga akan memudahkan kita untuk melakukan evaluasi terhadap apa yang kita kerjakan.
Coba luangkan waktu untuk membuat tulisan tentang target yang ingin dicapai dalam seminggu atau sebulan kedepan, catat perkembangannya. Hal tersebut pasti akan membuat kita lebih bersemangat dalam melaksanakannya.
*****
Komentar
Posting Komentar