Langsung ke konten utama

Rumah Gaya Minimalis, Imbangi dengan Gaya Hidup Minimalis (bagian 1)

sumber gambar : google
 Saat ini rumah bergaya minimalis sedang nge-tren di masyarakat. Rumah bergaya minimalis dapat dilihat dari tema, warna cat, lantai dan perabotannya. Biasanya gaya minimalis ini diterapkan pada rumah yang memiliki keterbatasan ruang agar terasa lebih luas. Rumah dengan gaya minimalis dianggap dapat menimbulkan kesan modern dan dinamis.

Aku termasuk salah satu orang yang menyukai rumah dengan gaya minimalis. Selain dapat menciptakan kesan ruang menjadi lebih luas, desain minimalis menurutku terlihat lebih rapi, simple dan yang paling penting mudah untuk dibersihkan. Maklum ya, emak-emak, hobinya beberes, pengennya rumah keliatan cantik gitu, hehe.

Tau nggak sih?ternyata gaya minimalis itu sebenarnya terinspirasi dari gaya hidup Zen, yang berasal dari Jepang. Zen beranggapan semakin sedikit perabotan atau benda yang kita gunakan atau miliki, maka semakin tenanglah kehidupan seseorang ( http://www.arsindo.com/artikel/pengertian-rumah-minimalis/ ).

Gaya hidup minimalis ini semakin bertambah pengikutnya di Jepang, salah satunya adalah seorang editor Fumio Sasaki yang termasuk cukup ekstrim menerapkan gaya hidup minimalis ini. Para penganut gaya hidup minimalis ini melawan norma masyarakat yang sangat konsumtif dengan secara dramatis mengurangi barang-barang yang mereka miliki. Tujuannya untuk mendapatkan ketenangan hidup ( http://www.voaindonesia.com/a/gaya-hidup-minimalis-meningkat-di-jepang/3388593.html )

Kalau di masyarakat kita, gaya hidup Zen ini bisa juga dibilang gaya hidup sederhana. Gaya hidup sederhana sebenarnya sudah lama diajarkan pada kita. Sepertinya, hampir semua ajaran agama mengajarkan umatnya untuk hidup sederhana. Sayangnya, masyarakat menganggap bahwa hidup sederhana sama saja dengan miskin, padahal, sederhana adalah gaya hidup. Salah satu Milliader yang juga menganut gaya hidup ini adalah pendiri Facebook, yaitu Mark Zucherberg dan masih ada beberapa nama lain yang juga memiliki gaya hidup sederhana  ( http://bisnis.liputan6.com/read/2567059/meski-kaya-raya-10-miliarder-ini-tetap-hidup-sederhana )

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjF0_PRwPnUKbAVaMloCLxCZbinNJNEpBYwKsELz9cHRF4Tedn2iJ57c7GhITOxMOG2nzC59g5o5QPsy9VCigbja1h9p6zykcfOva9cSYva9iFVueotmO2ha363AtNsLXX4AZDcpkvVYp23/s320/less-is-more-graphic.jpg
Sumber gambar : google
 Kalau mengikuti gaya hidup minimalis berarti nggak bisa beli barang branded dong?
Bisa banget, justru dengan menganut gaya hidup minimalis, kita justru lebih berhati-hati dalam memilih barang. Karena kita punya konsep "Less is More" maka kita akan lebih mengedepankan kualitas daripada kuantitas. Lebih baik punya beberapa barang dengan kualitas yang bagus, daripada setumpuk barang dengan mutu yang kurang bagus.

Jadi sah-sah aja dong beli barang yang branded, asalkan tidak berlebihan. Walaupun mampu untuk membeli banyak barang dengan kualitas yang baik, tapi untuk apa juga harus membeli baju, sepatu atau tas branded setiap ada kondangan. Ujung-ujungnya satu ruangan penuh dengan barang yang kita sendiri lupa kalau pernah membelinya.

Bila bukan karena tuntutan pekerjaan atau untuk dijual lagi, lebih baik pikir ulang untuk membeli barang hanya karena keinginan, bukan kebutuhan. Selain menghabiskan uang, barang-barang tersebut membutuhkan tempat lebih untuk penyimpanannya dan perawatannya pun menguras tenaga. Alih-alih hidup tenang, malah pusing mikirin ruangan yang sudah tidak muat lagi menampung barang-barang yang menumpuk.

Nah, sekarang sudah mulai kebayang kan, kenapa memiliki rumah dengan gaya minimalis harus diimbangi dengan gaya hidup minimalis?
Sebenarnya rumah dengan gaya minimalis adalah hasil dari penerapan dari gaya hidup minimalis. Bila kita ingin mempertahankan gaya minimalis pada desain rumah kita, maka kita juga harus mengimbangi dengan gaya hidup minimalis. Kalau tidak, rumah dengan gaya minimalis yang sudah kita desain sedemikian rupa, lambat laun tidak lagi menjadi minimalis karena terlalu banyak barang maupun pernak-pernik yang kita beli

Sebenarnya banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan dari menerapkan gaya hidup minimalis. Akan aku sambung di bagian yang berikutnya.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

review wijaya platinum skincare

Alhamdulillah, tahun yang baru, insyaAllah dengan semangat baru. Tahun ini insyaAllah aku akan mulai bekerja lagi, walopun hati berat buat ninggalin anak dirumah tapi mudah-mudahan jalan yang dipilihkan ini adalah yang terbaik. Jadi sebelumnya aku sudah pernah nyoba perawatan di salah satu skincare, tapi hasilnya belum seperti yang aku harapkan. Karena sebentar lagi mau mulai kerja jadi aku segera beralih ke skincare lain yaitu di wijaya platinum di kertamukti, ciputat. Sebenarnya aku sudah pernah perawatan disini, sekitar 3 tahun lalu saat masih bekerja sebagai pegawai bank swasta, dan dulu hasilnya bagus. Wajahku bisa bersih dan cerah, aku konsultasinya sama Dr. Kristiana. Pas aku dateng, dokternya kaget yaa..dah 2 tahun ga perawatan. Wajahku juga dalam kondisi kusam , ditambah bruntusan yang agak parah, mungkin masih sisa lepas dari skincare sebelumnya. Disini konsultasinya cepat, dan ga perlu ngantri seperti di skincare sebelumnya yang harus antri berjam-jam. Krim yang dikasih ...

Review NMW Skincare

Hari ini aku mencoba untuk kembali ke NMW Skincare Ciputat. Sebelumnya aku sudah pernah konsultasi dan menggunakan krimnya Desember 2016. Awalnya, muka jadi agak gelap dan terasa agak kering kurang lebih 3 minggu, setelah itu wajah mulai membaik dan lebih cerah. Setelah pemakaian 2 bulan mulai muncul bintik merah seperti digigit nyamuk di wajah, awalnya cuma satu, tapi lambat laun bertambah hingga 4-5 bintik merah, wajah juga jadi terasa agak perih. Waktu itu aku mulai mengurangi pemakaian hingga akhirnya berhenti tanpa melakukan konsultasi lagi, Saat aku berhenti pakai tidak ada efek buruk seperti yang ditakutkan bila berhenti dari pemakaian krim dokter, so far so good. Bintik merah tidak muncul lagi, perih pun hilang, komedo di hidung tidak sebanyak dulu sebelum pemakaian, dan wajah masih cukup cerah. Namun, karena akhirnya aku memilih tidak menggunakan skincare apapun, akhirnya kulit wajahku jadi terasa sangat kering saat menghadapi cuaca yang ekstrim kayak sekarang. Wajahku mem...

Membuat Boneka Jari (Jerapah) dari Kain Flanel

Raka lagi suka banget sama lagu finger family. Aku jadi kepikiran untuk membuat boneka jari untuknya. Setelah mencari tau cara membuatnya di internet, sepertinya tidak begitu rumit. Untungnya bahan-bahannya pun masih tersedia di rumah. Aku memilih membuat jerapah karena sesuai dengan warna kain flanel yang tersedia dirumah. Begini cara membuatnya : Boneka Jari Jerapah Bahan-bahan : - Kain Flanel (Putih, Coklat, Kuning) - Benang sulam (Kuning) - Jarum - Gunting - Lem ( Lebih baik menggunakan lem tembak, berhubung dirumah persediaannya sedang habis maka aku pakai lem fox) - Dakron - Kertas dan pesil (untuk membuat pola) - Jarum Pentul Cara membuat : +/- 1 jam untuk membuatnya 1. Buat Pola pada kertas kemudian gunting sesuai pola 2. Tempelkan pola pada kain flanel gunakan jarum pentul agar tidak lepas, gunting kain flanel mengikuti pola, bagian leher dan kepalanya dibuat dua rangkap. 3. Tempelkan terlebih dahulu bagian-bagian yang ada di kepala menggunakan lem un...